Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

( masih ) D4 atau S1 ?

Ini masih tentang permasalahan yang sama, tentang tema lama yang kini kembali menghangat sehingga patut dan wajar untuk kembali saya perbincangkan. ( baca : D4 atau S1 ? , Munafik ? )  Tulisan ini juga merupakan salah satu upaya saya untuk “membenarkan” teori serta pemikiran yang saya miliki berkenaan dengan D4 dan S1.  Ini adalah upaya saya untuk semakin memantapkan hati, terus teguh terhadap idealisme yang saya miliki, berusaha untuk tidak tergerus oleh doktrin maupun pandangan umum masyarakat luas lainnya, mencoba untuk tetap yakin walau sendiri melawan dunia karena tak akan menjadi masalah untuk saya menjadi minoritas yang tertindas diantara banyaknya mayoritas berkelas, sejauh saya berada di jalur yang benar.  Keyakinan saya adalah D4 dan S1 itu adalah dua hal yang berbeda, berbeda dalam jalur serta jenjang pendidikan, berbeda dalam hal tujuan serta hasil pendidikan yang dihasilkan.  Jadi kenapa harus juga dipertentangkan?  Kenapa kemudian harus ada pemahaman bahwa

Munafik ?

Dan apakah saya ini seorang yang munafik?   Sebuah pertanyaan yang seketika menyeruak muncul ke permukaan, tak terlontar oleh mulut, cukup berbisik hangat dalam hati, seakan terdapat dua manusia yang berbeda, mereka saling berbincang saling melempar tanya, pertanyaan yang sama, apakah saya ini munafik?  Banyak teori yang telah saya pelajari, sialnya saya ini bermulut besar, saya hanya tak bisa untuk tinggal diam, selalu ingin terlibat dalam segala hal, selalu ingin mencampuri segalanya, selalu ingin mengatur semuanya sesuai dengan apa yang ideal dalam pemikiran saya, sehingga ya akhirnya saya pun banyak berucap, mengoceh kesana kemari tentang segala hal yang sangat ideal.  Saya seperti itu sungguh sangat sadar, saya tau konsekuensi yang harus saya terima, saya pun tak ingin menjadi orang yang tak bisa untuk konsisten jadi ketika saya berucap A maka tindakan saya pun akan A atau setidak-tidaknya berusaha untuk menjadi A.  Saya selalu berusaha untuk konsisten, kuat pendi

Melawan Malas

Saya sungguh membenci situasi seperti ini, situasi yang tidak sering untuk terjadi tapi sering kali setiap dia datang menghampiri maka dia akan mengganggu kenyamanan hidup ini. Entah karena malas atau entah karena masalah apa, sebuah sebab yang selalu rancu, samar, tak pernah saya ketahui secara pasti sehingga tak bisa juga saya selesaikan secara menyeluruh karena ketika masalah itu tak mampu untuk terdefinisi maka solusi pun tak akan pernah mampu untuk menanggulangi.  Padahal akibat yang ditimbulkannya sudah mampu untuk saya ketahui.  damn!   Saya pun curahkan itu semua dalam sebentuk status dalam akun jejaring sosial milik saya, curahan itu pun bukan murni ide dari saya pribadi tapi juga merupakan sebuah caduran dari sebuah blog indah, sebuah bloh sungguh sangat inspiratif, Bumi Accilong .  Dan ini-lah curahan itu :  "Kepala saya sedang tidak berdamai dengan waktu. Ide sepertinya terbang menjauh satu per satu, dan jejari motorik rasanya begitu malas menari i

This Is War!

Status Ustadz felix Siauw : saat Rasululah dihina | minimal seorang Muslim harus marah, dan sampaikan ketidaksukaannya sampai berhenti penghinaan itu logikanya begini | bila Allah aja bershalawat kepada Nabi, maka kita harusnya lebih bershalawat kan ? | nah, Allah larang Nabi dihina, kita? tapi ya itu-lah, di kondisi sekarang, orang banyak berlindung dibalik HAM dan demokrasi untuk menghina agama | katanya freedom of speech, lha kalo Muslim malah alasan ini dan itu, dan mendiamkan penghinaan itu | kita wajib bertanya-tanya, nyisa nggak tuh iman di hati? nggak usah Nabi deh, ibu kita aja deh | kalo dihina sama orang dan difitnah ? minimal harus ada rasa nggak suka kan ? ini Nabi loh ? dulu saya masih inget, pas baru Muslim, ada penghinaan terhadap Nabi | saya turun ke jalan, ikutan gelar aksi protes, harus ada suara ada org kafir bilang begini "Nabi mah nggak usah dibela, dia bisa bela diri kali" | saya jawab, "beda denganmu yg nggak peduli sama nabimu!" org kafir,

Lalu Apa? Lalu Bagaimana?

On The Way to the Parade Field Yudicium ang. XXI ( madya ) PROSES ATAU HASIL , PROSES YANG BENAR ATAU HASIL YANG BAIK , JUJUR DAN BERPRESTASI , dan DENGARKAN CURHATKU , merupakan tulisan-tulisan saya berkenaan dengan kritik saya terhadap realita dunia pendidikan yang ada di dunia ini, atau mungkin hanya di Indonesia atau bahkan hanya ada di perguruan tinggi kedinasan tempat saya menuntut ilmu sekarang ini. Tulisan-tulisan itu juga mencerminkan sebentuk kekecewaan saya terhadap diri saya pribadi yang belum mampu untuk mendapatkan hasil seperti apa yang saya telah cita-citakan juga rencanakan. Saya masih belum mampu untuk mendapatkan suatu tatanan kehidupan ideal selayaknya teori-teori kehidupan ideal seharusnya serta sejalan dengan logika rasional manusia apa adanya. Saya tidak akan menjadi sombong dan tak akan mau menjadi seperti itu sehingga sebelum saya berteriak lantang keluar, dengan sangat hati-hati saya terlebih dahulu bercermin secara utuh, melihat diri hingga da

Apresiasi dan Sanksi

Secara tidak langsung tulisan ini menyambung juga apa yang telah saya tuliskan dalam WEIRDO . Bila mungkin anda semua masih ingat, WEIRDO , saya buat sebagai salah satu upaya saya dalam memaknai hari kemerdekaan Indonesia juga sekaligus sebagai sebuah kritikan terhadap beberapa kebiasaan buruk yang ada dalam masyarakat kita. Sebuah kebiasaan yang semakin menjadi ironi apabila kita lihat dari sudut pandang semangat proklamsi yang ada pada tanggal 17 Agustus juga semangat kejujuran serta keikhlasan yang ada pada bulan Ramadhan.  Pun dalam tulisan ini saya kembali akan mengangkat tema itu, tema yang berkaitan dengan kebiasaan buruk kita semua, yang telah membudaya, telah melembaga dalam jiwa raga.  Sudah menjadi sebuah aturan tidak tertulis dalam kehidupan umat manusia apabila sesuatu hal itu telah menjadi sesuatu hal yang biasa, tidak ada yang melarang, tidak ada yang mengoreksi, maka hal itu akan dianggap sebagai suatu hal yang lumrah dan akhirnya bahkan dianggap sebagai suatu ha