Langsung ke konten utama

Tips Hijrah

Jum'at, 4 Rabi'ul Akhir 1439 H // 22 Desember 2017
10.46 WIB

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Alhamdulillah, dengan segala kebaikan dari-Nya, kita semua akan segera melewati tahun 2017 masehi dan insyaallah ta'ala bergerak maju menuju tahun 2018 masehi. Banyak hal yang harus saya syukuri. Dan dari banyaknya nikmat itu, nikmat hidayah akan Islam dan Sunnah adalah nikmat yang sangat layak saya tempatkan di urutan pertama daftar hal-hal kenikmatan Allah ta'ala.

Kenapa nikmat Islam dan Sunnah?

Karena masih banyak manusia di dunia ini yang belum merasakan nikmatnya berada di atas agama yang Haq. Bahkan banyak orang yang telah menjadikan Islam sebagai agama dalam hidupnya tapi belum tergugah untuk berpedoman pada Sunnah dalam mengarahkan kehidupannya.

Jadi, Islam dan Sunnah adalah dua nikmat yang harus kita minta pada-Nya dan bila telah datang menghampiri. Terus pegang erat, dan gigit dengan gigi geraham sekencang mungkin!
Minta pada Allah ta'ala agar nikmat itu tak pergi meninggalkan kita.

Pada tulisan ini, saya akan coba berbagi pengalaman, bisa juga disebut sebagai tips dalam mencapai atau menggapai hidayah Allah ta'ala. Walaupun point utamanya adalah hidayah taufik murni kuasa Allah rabbul alamin, tidak ada yang bisa memberikan jalan bagi yang Dia kehendaki sesat dan tidak ada yang bisa menyesatkan seseorang yang Allah ta'ala berikan hidayah.

Kita, saya dan anda, hanya bisa menjadi wasilah atau pembuka jalan bagi orang lain dalam mendapatkan hidayah itu. Bisa jadi, satu jalan yang efektif bagi saya untuk menyadarkan tidak berdampak apapun bagi anda. Atau justru sebaliknya, hal-hal yang remeh bagi kehidupan spiritual anda, seketika menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam membalikan hati saya untuk kembali kepada jalan-Nya.

Media sosial, dalam hal ini youtube, memiliki peran penting dalam kehidupan saya. Karena melalui youtube saya bisa mendengarkan banyak kajian Islam yang menjelaskan apa hakikat Islam dan apa urgensi hidup dengan Sunnah Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Pengetahuan-pengetahuan itu yang kemudian mengantarkan saya pada hidayah-Nya. Alhamdulillah.

Karena dewasa ini, dengan izin Allah ta'ala tentunya, sangat mudah untuk menemukan berbagai macam kajian Islam di youtube. Banyaknya akun dakwah yang dengan cerdasnya memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi untuk menyebarluaskan pesan Islam.

Di satu sisi, kemudahan itu adalah berkah, karena kita bisa dengan mudah mendapatkan jawaban terkait pertanyaan yang ada dalam benak. Tapi di sisi yang lain, banyaknya media dakwah dengan berbagai penceramahnya, membuat orang awam "terjejali" berbagai macam pemahaman Islam yang beragam. Kebenaran menjadi samar. 

Karena walaupun sama-sama membawakan ayat Al-Qur'an serta Hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tapi ayat dan hadits itu dikemukakan dengan berbagai macam pemahaman. Maka itu yang bahaya!

Tentu kita semua sepakat bahwa segala sesuatu, bila ingin bertahan lama, harus dibangun dengan pondasi atau dasar yang kuat. Kita pun tentu maklum, bahwa tidak semua hal bisa kita katakan sebagai sebuah "pondasi".

Kita misalkan dengan sebuah rumah, saya pikir tidak ada diantara kita yang akan mengatakan bahwa pintu rumah adalah pondasi untuk terbangunnya rumah. Dan kita pun akan setuju bila rumah tidak dibangun dengan pondasi yang kuat, maka sebuah rumah tidak akan bisa untuk bertahan lama.

Analogi itu kita bawa pada urusan agama. Dengan mudahnya akses informasi, khususnya agama, banyak orang yang mulai tergugah untuk mulai mendalami ilmu agama. Mulai sedikit demi sedikit ingin kembali pada dekapan Allah ta'ala. Tapi mereka "membangun"-nya tidak dengan "pondasi" yang benar sehingga hasilnya hanya "hangat-hangat tai ayam" atau berubah hanya dalam "kemasan".
Naudzubillah. 

Saya bukan ustadz. Saya adalah anak kemarin sore yang sedang berusaha mendalami ilmu agama. Jadi tulisan ini, seperti yang telah saya katakan di awal, hanya sebuah usaha saya untuk berbagi pengalaman. Karena dengan cara ini, alhamdulillah, saya bisa (sampai dengan saat ini dan mudah-mudahan hingga nanti saya mati) terus berusaha berjalan di atas Islam dan hidup dengan sunnah nabi shallallahu alaihi wa sallam

Langkah awal yang saya sarankan ketika kita berada dalam tahapan awam sama sekali dengan Islam. Masih berjalan seperti kebanyakan orang. Maka kita harus memahami dulu apa konsep Islam dan konsekuensinya menjadi muslim. Pemahaman dasar berkenaan dengan status kita sebagai seorang Muslim, insyaallah ta'ala bisa didapatkan dalam beberapa kajian sebagai berikut :
2. 1+1=3
3. From Hero to Zero 

Insyaallah ta'ala gambaran umum berkenaan dengan konsep sebagai seorang Muslim akan kita dapatkan dari 3 (tiga) kajian tersebut diatas. Saya pribadi mempunyai pendapat bahwa kita harus terlebih dahulu mendudukan apa itu "Islam" dan "Muslim" karena dewasa ini kita terlanjur terpapar dengan banyak "-isme"  dari luar. Entah melalui pendidikan, film, musik, dan hal-hal lain, dampak dari mudahnya akses informasi, mudah kita dapatkan dan masuk dalam alam bawah sadar. Sehingga tanpa kita sadari, tingkah laku kita sebagai seorang Muslim pun terkontaminasi dengan "-isme" tersebut.

Selanjutnya apabila kita telah me-reset pemahaman kita tentang apa itu Islam dan Muslim, maka langkah selanjutnya adalah kita harus meluruskan niat. 

Untuk apa kita berubah? Apa yang akan kita dapatkan dari usaha kita mendekatkan dari kepada-Nya? 

Karena hijrah atau perubahan yang akan kita lakukan pasti akan berdampak luas pada kehidupan yang telah kita jalani selama ini. Banyak hal yang harus kita korbankan dan tentu kita tak ingin banyaknya pengorbanan itu berlalu begitu saja. Atau kita menyerah di tengah jalan. Maka kajian dengan judul Hijrah, angan dan realita, bisa, dengan izin Allah ta'ala, untuk meluruskan niat atau bahkan menguatkan niat kita untuk berhijrah.

Konsep yang benar tentang Islam, paham dengan konsekuensi sebagai Muslim, dan niat yang lurus untuk kembali pada-Nya, maka insyaallah ta'ala kita telah siap untuk masuk ke tahapan selanjutnya, yakni tahapan untuk memahami agama Allah subhanahu wa ta'ala dengan pemahaman yang paling benar dan sesuai dengan yang diinginkan oleh-Nya. 
1. Bukan manhaj alternatif (1)
2. Bukan manhaj alternatif (2)

Ini yang telah saya singgung di awal, bahwa dampak buruk dari maraknya kajian adalah beragamnya pemahaman tentang ayat dan hadits. Dan ini adalah kesalahan yang sangat fatal karena bila kita berubah dengan sebuah pemahaman yang keliru maka akan sulit kita untuk kembali pada jalan yang seharusnya. Kita terlanjur "cinta" karena merasa "pemahaman" itu yang telah membuat kita dekat kepada Allah ta'ala.

Alhamdulillah, konsep dasar telah kita perbaiki, niat telah kita luruskan dan beragama dengan cara telah Allah ta'ala rekomendasikan, maka kita, insyaallah ta'ala berada di jalan yang tepat untuk terus meniti jalan menuju-Nya. 

Setalah ini, maka kita harus mau dan memaksakan diri untuk terus memperdalam ilmu, terutama ilmu pokok/prinsip dalam beragama, yakni tentang akidah/tauhid, dan adab/akhlak. Disamping 2 (dua) kajian tersebut kita pun harus juga membenahi fiqih-fiqih ibadah sehari-hari dan fiqih muamalah yang sedang kita jalani, misalnya fiqih thaharah, sholat dan fiqih tentang pekerjaan yang kita tekuni saat ini.

Tapi inti dari segalanya adalah perbaikan akidah, perbaikan keimanan. Karena itu inti agama. Tanpa inti yang benar maka perintah apapun yang datang, terlebih dengan latar belakang kita yang terlalu lama jauh dari agama, akan cenderung menolak setiap perintah yang tidak sesuai dengan syahwat atau kepentingan duniawi. Padahal moto hidup yang harus kita kedepankan adalah "sami'na wa atho'na, kami dengar dan kami taat."

Moto itu tidak akan keluar tanpa usaha, tanpa perbaikan. Moto itu keluar dengan penuh perjuangan dengan banyak perbaikan.

Jangan kita sibukan diri dengan urusan-urusan yang banyak terdapat perbedaan ilmiah di kalangan ulama karena itu bukan porsi kita. Hal itu justru akan memperuncing perbedaan diantara kita sesama muslim. Karena bila perbedaan itu bukan di ranah akidah maka insyaallah ta'ala kita masih tetap saudara satu muslim.

Wallahu'alam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibadalana uliy ba’sin syadid

Selasa, 22 Juli 2014 22.00 WIB Saya akan menampilkan atau mem- posting tulisan dari Bapak Usep Romli , Pengasuh Pesantren Budaya "Raksa Sarakan" Garut. Tulisan ini merupakan tulisan di kolom Opini , harian Republika yang diterbitkan pada hari Selasa, 22 Juli 2014. Beliau menulis tentang (satu-satunya) cara untuk bisa mengalahkan zionis Israel. sehingga tulisannya pun diberi judul, Mengalahkan Zionis Israel . Berikut ini tulisannya saya tampilkan penuh tanpa ada sedikit pun saya kurangi atau tambahkan. "Mengalahkan Zionis Israel" Hari-hari ini, bangsa Palestina di Jalur Gaza sedang dibombardir pasukan Zionis-Israel. Nyaris tak ada perlawanan sama sekali, karena Palestina tak punya tentara. Hanya ada beberapa kelompok sipil bersenjata yang berusaha bertahan seadanya. Negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga Arab tak berdaya. Begitu pula negara-negara berpenduduk mayoritas Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI), tak da

Hercules dan Moral

The Legend of Hercules Minggu, 9 Februari 2014 10.10 WIB Cukup lama saya tidak menonton sebuah film di bisokop. Untuk sebagian orang, hal ini merupakan sebuah pemborosan karena kondisi yang ada di Indonesia memungkinkan kita untuk bisa menonton sebuah film dengan harga yang jauh lebih murah.  Di Indonesia kita masih bisa untuk mendapatkan sebuah DVD dengan harga yang sangat murah, sekitar 6 (enam) ribu rupiah ( bajakan tentunya tapi dengan kualitas gambar yang cukup baik ), bandingkan dengan harga yang harus dikeluarkan apabila kita menonton sebuah film di bioskop, sekitar 25 ribu – 50 ribu rupiah tergantung bioskop yang kita pilih. Saya pun menyadari hal itu tapi saya tentu juga memiliki alasan. Terlepas dari alasan idealis yang sebenarnya juga masih saya miliki, alasan utama yang ingin saya kemukakan disini adalah bahwa menonton sebuah film di bioskop bagi saya adalah sebuah penyegaran, sebuah hobi untuk melepas penat dan mendapatkan lagi beberapa semangat. Ya, hobi. Mung

Wahana Wyata Praja IPDN

Sejarah Singkat Wahana Wyata Praja Wahana Wyata Praja adalah organisasi internal Praja IPDN yang pada dasarnya mempunyai tugas dan fungsi sama dari tahun ke tahun, namun namanya berubah sesuai situasi dan kondisi pada masa angkatan tersebut. Nama organisasi praja yang terbentuk sejak awal berdirinya STPDN hingga IPDN adalah sebagai berikut: Manggala Corps Praja Angkatan I STPDN sampai dengan angkatan IV STPDN Organisasi ini bernama MANGGALA CORPS PRAJA, yang pimpinannya adalah Manggala Pati dengan tanda jabatan talikur berwarna merah, nama Manggala Corps ini hanya sampai pada angkatan IV saja, karena pada angkatan V organisasi internal Praja ini berubah nama menjadi WAHANA BINA PRAJA. Wahana Bina Praja Angkatan IV STPDN sampai dengan angkatan XVI STPDN Wahana Bina Praja ini pimpinannya bernama Gubernur Praja dengan tanda jabatan talikur berwarna biru lis kuning nestel dua, dari Wahana Bina Praja inilah mulai di bentuk berbagai instansi dan UKP yang di ang